Laman

Sabtu, 13 April 2019

BELAJAR MENDESAIN JFRAME SEDERHANA DATA MAHASISWA DENGAN KONSEP GUI BESERTA FUNGSI BUTTON ( SIMPAN, TAMPILKAN DATA, EXIT )

hai bali lagi kali ini kita akan membuat form sederhana dan menampilkan datanya, langsung saja kita mulai jangan lupa buka netBeansnya ya

Pertama buka netbean anda, lalu buka new project seperti ini


Create main classnya jangan di centang ya 
buatlah new package di project tugaspertemuan04 dan beri nama " ebc " 


Jika sudah buat packagenya kita buat file java class dengan diberi nama "Mahasiswa.java" 
klik kanan lalu new dan pilih java class



dan didalam file class Mahasiswa.java kita isi Code seperti dibawah ini 
package ebc;


/**
 *
 */
    public class Mahasiswa {
 /**
  * private String nim;
  * private String nama;
  * private int tinggi;
  * private boolean pindahan;
  */
    String nim;
    String nama;
    int tinggi;
    boolean pindahan;
 
 /**
  *
  * @param nim
  */
    public void setNim(String nim)
    {
        this.nim = nim;
    }
 
    public String getNim()
    {
        return this.nim;
    }
 
/**
 * @param nama
 */
    public void setNama(String nama)
    {
        this.nama = nama;
    }
 
    public String getNama()
    {
        return this.nama;
    }
 /*
    @param tinggi
 */
    public void setTinggi(int tinggi)
    {
        this.tinggi = tinggi;
    }
 
    public int getTinggi()
    {
        return this.tinggi;
    }
 
/**
 * @param pindahan
 */ 
    public void setPindahan(boolean pindahan)
    {
        this.pindahan = pindahan;
    }
 
    public boolean isPindahan()
    {
        return this.pindahan;
    }
/**
 * @param nim
 * @param nama
 * @param tinggi
 */
 
    public Mahasiswa(String nim, String nama, int tinggi)
    {
        this.nim = nim;
        this.nama = nama;
        this.tinggi = tinggi;
    }
 
/**
 *
 * @param nim
 * @param nama
 * @param tinggi
 * @param pindahan
 */
 
    public Mahasiswa (String nim, String nama, int tinggi, boolean pindahan)
    {
        this(nim,nama,tinggi); // memanggil konstruktor 3 paramater
        this.pindahan = pindahan;
     
        // tampung.add (new barang(id,kd,nm));
        // TODO - Implement Mahasiswa.Mahasiwa
        // throw new UnSupportedOperationException();
    }
}

Nah kita sudah buat file class Mahasiswanya, setelah ini kita buat file Jframe form di dalam package ebc dan beri nama file Jframe form nya dengan "MasterMhs.java"




Nah desain lah seperti dibawah ini didalam file jframe form MasterMhs.java tadi yang sudah kita buat.


Jika anda ingin ubah warna tinggal anda buat setting dibagian propertinya saja untuk mengcustom beberapa perubahan tampilannya
*sebagai catatan
- untuk bagian ( nim, Nama, Tinggi, Pindahan ) gunakan tool label
- untuk bagian kolom yang kosong gunakan tool TextField,
- untuk bagian pindahan gunakan tool Combo Box
- untuk bagian combo box cara merubah item - item nya dibagian properties -> model dan untuk memisahkannya menggunakan koma(",")
- untuk bagian ( simpan, tampilkan data, dan keluar ) gunakan tool button
- untuk field field yang kosong kita ubah variable dengan klik kanan dibagian kolomnya dan change properties dan sesuaikan seperti berikut ( 1. TextField1 ubah jadi NimField , TextField2 ubah jadi NamaField, TextField3 ubah jadi TinggiField ) cara ini agar kita mudah menghafal bagian2 nama variable yang kita buat .
Sebelum kita memasukan code dibagian button, mulailah mengetik import library yang kita butuhkan dalam kasus ini dibagian file MasterMhs.java yang kita buat :


dan langsung masuk ke bagian code tombol simpan dengan klik 2 kali di bagian tombol dan masukan sebagai berikut :



dan tombol fungsi tampilkan data sebagai berikut :



dan tombol exit juga


nah mari kita coba running kalo tidak ada indikator error dibagian-bagian barisan line go f6 atau shift + f6 untuk running programnya gais jika bisa running akan tampil seperti ini 

tampilan sudah diimput dan di dimpan datanya

nah ini ketika kita mengklik tombol tampilkan data


oke sekian pembuatan form data mahasiswa sederhana kuramg lebihnya seperti itu

Terima kasih ..

Jumat, 05 April 2019

Belajar Konsep OOP Di Java Dengan Menghitung Rata-Rata Suatu Nilai

Pertama kita akan membahas tentang konsep OOP terlebih dahulu OOP ( Object Oriented Programming ) di Indonesia dikenal dengan (PBO) Pemograman Berorientasi Object adalah pemograman yang berorientasi pada objek manfaatnya dari PBO ini adalah untuk membungkus variable dalam sebuah objek dan class yang saling interaksi dan membentuk sebuah program. Variable dalam objek akan menyimpan data dari objek , sedangkan Fungsi yang menentukan operasinya. inti dari konsep OOP ini adalah membungkus semua fungsi dan class atribut supaya di dalam main program kita hanya kita panggil saja fungsi fungsi dari class operasi tersebut.

Langsung saja kita mulai pembahasan nya menghitung rata - rata.

1. Buka neatbean dan pilih new project

2. Nama kan file java yang ingin kita buat.


3. Dan dibawah package pertemuan03 kita buat class jumlah untuk men SET dan GET  serta menambah operasi menambahan Nilai 1, 2, dan 3.


4. Jangan lupa juga masih didalam class jumlah kita teruskan dengan fungsi GET untuk mengambil data sesuai tipe data yang akan diambil


5. Jika sudah selesai membuat class jumlah, kemudian kita buat class turunan dari class jumlah dan didalam class turunan yang kita namakan Class rataRata. kita masukan fungsi operasi menghitung nilai rata - rata yang belum ada di dalam class jumlah




6. Jika sudah membuat kedua class tersebut kemudian kita buat di main programnya seperti ini

kode diatas hanya berisi memanggil fungsi fungsi data yang sudah kita buat di class jumlah dan class turunan rataRata


Untuk mengubah nilai inputan nilai 1, 2, atau 3 kita bisa ubah di bagian main programnya tepatnya di
objrata.setNilai1(); isi di dalam kurung dengan angka yang kita inginkan untuk mengisi nilai 1 
berlaku juga untuk objrata.setNilai2(); untuk nilai 2 dan seeterusnya


7. Maka hasil dari outpunya jika di run



Demikian lebih kurangnya

Terima kasih ..



Jumat, 29 Maret 2019

Program Menghitung Sederhana

Nah setelah kemarin membahas tentang class scanner, buffered reader dan class consol nah sekarang kita akan membahas bagaimana membuat Dialog I/O dengan GUI menggunakan NetBeans dengan Requirment text box, button dan label

Di tugas ini kita diberikan tugas untuk membuat program menghitung (8/5)*3 = 4.8

Pada Kasus ini saya  membuat 4 Variabel yaitu :


X = Untuk Menampung Nilai Inputan pada Textbox1
Y = Untuk Menampung Nilai Inputan pada Textbox2
Z = Untuk Menampung Nilai Inputan pada Textbox3
Hasil = Untuk Menampung Hasil dari perhitungan (X/Y)*Z.



Pertama buat lah tampilan seperti ini di bagian design dalam NetBeans

dengan cara drag and drop label, text box, dan button, seperti ini





Nah setelah itu kita masuk kebagian source dan edit programnya menjadi seperti pada gambar






nah jika sudah coba Run program tersebut untuk mencobanya jika berhasil akan keluar tampilan seperti ini dan coba untuk mengisinya seperti dibawah ini






nah setelah itu coba tekan tombol hitung untuk mengetahui apakah program yang dibuat sesuai keinginan atau tidak, jika ia hasilnya akan seperti ini






ya seperti itu kurang lebihnya semoga bermanfaat



Terima kasih

Jumat, 15 Maret 2019

Class Scanner, Buffered Reader dan Class Consol

Pemograman Berorientasi Objek : Java Basic (Input/Output)

Nah setelah sekian lama ini blog nganggur, pada akhirnya ini bangkit kembali, terakhir kali ada tugas di Smk yang mengharuskan dipost ke blog sekarang tugas kuliah yang minta jatah, jadi mohon bantuannya ya kalo ada yang kurang mohon di tambahkan, masukan anda begit berarti. Terima kasih.


Dalam bahasa Java, ada tiga cara untuk mendapatkan inputan dari user, yaitu dengan:
  1. Class Scanner
  2. Buffered Reader
  3. Class Console
Mari kita bahas satu persatu


Class Scanner 

     Class Scanner mampu untuk melakukan parse pada input dari user dan membaca tipe data long, double, float, short, int secara terpisah dari String.

berikut code untuk menghitung luas persegi panjang di java dengan class scanner

           


nah jika di run maka hasilnya seperti ini:
 



Buffered Reader
     Sedikit tentang class ini hanya bisa beroperasi dengan tipe data string saja namun untuk running program atau compile lebih cepat dengan class ini sebelum ada class scanner class ini sudah lahir duluan.

   
 nah jika di run codenya maka hasilnya seperti ini:



 Class Console
        Class Console hampir sama dengan BufferReader. Dia juga menggunakan fungsi readLine() untuk mengambil input. Akan tetapi Class ini hanya bisa digunakan di lingkungan console saja, seperti Terminal dan CMD. Class Console tidak bisa digunakan langsung di Netbeans. Maka dari itu, kita harus kompilasi secara manual. Untuk menggunakan class ini, kita perlu
mengimportnya terlebih dahulu.

import java.io.Console:



dan untuk compile file class ini harus menggunakan command prompt yang ada di windows bisa dengan shortcut ( WINDOWS + R ) .

Masuk kedalam direktori tempat penyimpanan file code anda.
 dan ketik sebagai berikut :

Ketik perintah: javac InputConsole.java untuk melakukan kompilasi.


Setelah itu, ketik perintah java InputConsole untuk menjalankannya:



*NOTE

- Ketik javac <spasi> <nama package> /(SLASH) <nama file>  lalu <tekan enter>

dan jika berhasil akan membuat file baru secara automatis berupa .class dari fila yang kita proses dengan perintah javac.
- Jika Cara diatas sudah dilakukan untuk menjalankan programnya dengan

Ketik <nama package> /  (SLASH)> <nama class> lalu <tekan enter>

nama class atau nama file tidak perlu menggunakan .java



dan maka hasil program class console akan seperti ini

sumber : edin

Yak sekian, Terima kasih ..

Rabu, 03 Februari 2016

Levitasi

Levitasi

Tips membuat foto levitasi tanpa editing:

Tips untuk model
  • Foto levitasi tanpa editing dilakukan oleh model yang melompat dan membuat pose seolah-olah ia tampak melayang.
  • Model yang sedang berlevitasi menuju ke suatu arah, biasanya menekuk kedua kakinya ke belakang (sekitar 45 derajat) sesaat setelah melompat (air time) dan badan cenderung condong ke depan. Model yang sedang berlevitasi di tempat, biasanya berpose dengan kaki lurus ke bawah. Referensi: http://yowayowacamera.com
  • Melompatlah di tempat, tidak perlu sambil berlari. Jika melompat setelah berlari, akan susah bagi fotografer untuk mendapatkan frame yang pas. Kemungkinan juga jadinya pose Jump Shot orang lari sambil melompat, bukan pose levitasi.
  • Ancang-ancang sebelum meloncat dengan benar. Jika akan bergaya levitasi menuju ke satu arah, agak bungkukkan badan, tekuk lutut dan angkat satu kaki terlebih dahulu sebesar 45 derajat. Saat melompat, tinggal menekuk satu kaki sisanya. Untuk pose levitasi di tempat (berdiri) tekuk kedua kaki, badan tegap atau menyesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilakukan dan saat meloncat (Air Time) bikin pose kaki selurus mungkin dengan telapak kaki selemas mungkin (agak menekuk ke bawah, jangan rata dengan tanah).
  • Fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot yang hanya sekadar memperlihatkan model yang melompat atau berlari sambil melompat. Berbeda pula dengan foto orang yang sedang terpental karena dipukul atau ditendang. Levitasi harus memperlihatkan model yang seakan melayang alami melawan gravitasi.
  • Berekspresilah sewajarnya sesuai dengan konsep kegiatan yang sedang dilakukan, tidak perlu berlebihan. Lebih bagus jika model tidak melihat ke kamera (kesan candid).
  • Foto levitasi bisa diaplikasikan ke berbagai tema dengan mempergunakan aksesoris yang mendukung. Umumnya sih berlevitasi memakai sapu, vacum cleaner, payung atau buku. Ayo coba tema yang lain! Boleh berlevitasi sambil angkat TV atau bahkan kulkas kalau kuat.
  • Cari lokasi foto yang unik. Keren juga kalau bikin foto levitasi sambil belanja di pasar, waktu memasak di dapur, atau di pinggir jalan waktu mau naik bajaj. Mau berlevitasi di kuburan sambil ditemenin mbak kunti yang juga demen levitasi juga boleh.
  • Jadikan foto levitasi yang ‘bercerita’ karena akan terlihat lebih menarik.
  • Gunakan peniti, pin, sabuk, penjepit kertas, double tape atau alat penjepit baju lain supaya baju tidak tampak menggembung atau tersingkap saat model melompat untuk mendapatkan kesan levitasi yang sempurna.
  • Kamu bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat, rambut tidak terlihat berantakan. Bisa juga rambut diikat, memakai bando, atau topi. Foto levitasi yang sempurna harus memperlihatkan rambut yang tetap rapi. Namun, ini tergantung konsep. Jika konsepnya adalah model yang sedang terbang cepat, logikanya tentu rambut model terlihat berkibar ke arah berlawanan dengan arahnya melayang.
  • Stay safe! Jangan memaksakan diri melompat jika sudah capek & cari lokasi yang aman buat melompat.


Tips untuk fotografer
  • Foto levitasi tanpa editing dapat  dilakukan dengan kamera professional (DSLR) maupun kamera biasa (kamera ponsel, pocket cam).
  • Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa memanfaatkan Burst Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan dengan Burst Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan moment “melayang”.
  • Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera non-professional atau kamera ponsel, namun lebih trickykarena hanya mengandalkan ketepatan menekan tombol rana saat model melompat.
  • Hafalkan Shutter Lag kameramu. Shutter Lag adalah seberapa lama jeda dari saat kamu memencet tombol rana (Shutter) sampai gambar terambil oleh kamera. Tiap kamera mempunyai Shutter Lagberbeda.
  • Jepret tepat di titik puncak model melompat atau persis sebelum mencapai titik puncak lompatan sebelum kembali jatuh, agar rambut dan pakaian model tidak terlihat berantakan.
  • Jika mengambil foto levitasi outdoor, pastikan tidak mendung (sinar matahari langsung), agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
  • Gunakan shutter speed tinggi untuk menangkap model yang melayang dengan lebih fokus (Freeze Motion/Frozen Moment). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk mendapatkan shutter speedtinggi. Shutter Speed di atas 1/500 lebih baik. Bisa mempergunakan setting otomatis TV (Time Value) untuk kamera DSLR type Canon atau S (Shutter Speed Priority) untuk jenis Nikon. Atau memakai manual mode (M) dengan setting Aperture dan ISO yang menyesuaikan.
  • Untuk kamera saku (Pocket Cam) bisa memanfaatkan Sport Mode atau Action Mode untuk mendapatkan shutter speed tinggi.
  • Untuk kamera ponsel karena tidak ada setting untuk shutter speed, sebaiknya melakukan foto levitasi outdoor dan memanfaatkan cahaya matahari langsung agar mendapatkan high shutter speed.
  • Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.
  • Boleh menggunakan high angle asalkan ada bayangan dan model terlihat terpisah dengan bayangan saat melompat.
Contoh Perbedaan Levitasi dengan Jump Shot.
  • Pada Jump Shot, terlihat ekspresi ceria hasil melompat, aksesoris (kalung) yang berterbangan, baju dan rambut yang berantakan, dan pose yang sangat terlihat hasil melompat.
  • Pada Levitasi, dengan pemilihan pose dan ekspresi yang pas, hal seperti Jump Shot di atas tidak terjadi.  Sang model terkesan seolah-olah melayang.



Bisakah memfoto diri sendiri sedang berlevitasi?
Bisa! Gunakan Tripod, dan set timer di kamera. Loncatlah sebanyak mungkin saat mendekati waktu timer! Ini tapi pakai untung-untungan ya! Atau bisa juga dengan menggunakan wireless remote untuk kamera. Usahakan memegang remote dengan tidak terlihat kamera.
Silakan tengok juga video tutorial ini.

Bublb mode

Sumber : Google
Lanjutan dari edisi berakrab-akrab ria dengan si Ganteng. Kali ini setelah hasil browsing sana-sini, saya akan mencoba bermain-main dengan Mode Bulb. Mode Bulb ini, -saya biasanya melafalkan dengan "blup" karena susah kalau harus ngomong "bulb", dan sering diprotes sama orang-orang yang ga terima, tapi saya tidak peduli- merupakan teknik fotografi yang seingat saya hanya menggunakan cahaya minim untuk menghasilkan gambar yang bagus. Dan, biasanya ingatan saya selalu salah. Haha.

Sebelumnya, saya akan coba menjelaskan apa itu Mode Bulb. 


Apa itu Mode Bulb?
Ada satu seting khusus di hampir semua kamera DSLR dan kamera mirrorless, yaitu mode BULB atau BULB Setting. Mode ini biasanya ditandai dengan notasi B di kamera digital anda. Nah sekarang lihat baik-baik kontrol kamera anda, kalau ada huruf B disitu berarti dia berfungsi mengaktifkan mode bulb, putar sampai di B dan kalau di LCD sudah tertulis bulb berarti anda sudah siap memotret bulb.

Bulb mode adalah salah satu setting khusus, dimana kita bisa menggunakan shutter speed diatas 30 detik, bahkan kita bisa menggunakan shutter speed selama yang kita mau. Rentang shutter speed maksimum dikamera DSLR biasanya mentok diangka 30 detik, nah dengan mode Bulb ini kita bisa menggunakan shutter speed jauh diatas itu.

Kata bulb muncul karena dijaman baheula, kakek nenek fotografer pendahulu menggunakan gelembung angin dalam karet (bulb) yang menekan mekanisme shutter sehingga membuka.

Kapan Metode Bulb dipakai?
Beberapa situasi pemotretan yang membutuhkan pemakaian mode bulb, antara lain :
  1. Saat memotret kembang api
  2. Saat anda memotret trail of light: lampu mobil maupun jejak bintang
  3. Saat akan memotret didalam gelap malam menggunakan setting bukaan kecil macam f/11 sampai f/22
  4. Saat anda ingin foto light painting 
  5. Saat ingin membuat foto petir
  6. Kadang saat memotret benda-benda angkasa (astrophotography)
  7. Intinya, Bulb dipakai saat ingin memotret loooong exposure diatas 30 detik
Apa saja yang diperlukan dalam menggunakan Metode Bulb?
Beberapa item dan hal penting dalam menggunakan mode bulb :
  1. Tripod adalah hal wajib, kecuali anda ingin menghasilkan foto abstrak yang tidak ada seorangpun yang tahu maksudnya
  2. Gunakan Remote Shutter Release dengan mekanisme pengunci
  3. Timer, cukup gunakan timer di smartphone anda
  4. Usahakan memakai ISO yang serendah mungkin
  5. Batere cadangan, memotret dengan lama exposure sampai menit menguras batere kamera, jadi siapkan cadangannya
  6. Snack atau teman ngobrol atau aplikasi twitter di handphone anda sambil menunggu expsoure yang lama selesai. <-- i="">item paling penting. ;p
Teknik Pengambilan Foto Bulb
  • Shutter Speed rendah. lebih dari 3 detik, agar didapat efek pergerakan dari benda yang di foto.
  • Diafragma Kecil. Antara 11-22, untuk mendapatkan ruang tajam keseluruhan gambar lebih luas dan memungkinkan shutter speed lebih lambat.
  • ISO/ASA serendah mungkin. Agar cahaya yang ditangkap tidak over exposure.
  • Menggunakan Tripod & kabel release (bila ada). Untuk mengurangi guncangan agar gambar yang dihasilkan tidak berbayang.
  • MemFokuskan object. Foto bulb tidak hanya sekedar foto landscape(pemandangan/view) saja. Melainkan dapat juga ditentukan sebuah objek foto dengan Foreground atau background efek cahaya bergerak (Moving Lights).
  • Metering Objek. Dimaksudkan agar objek yang difoto dapat tergambar dengan pencahayaan yang cukup jelas, kecuali jika sang fotografer mempunyai maksud lain dengan men-Set metering objek Under atau Over exposure.

Jadi, setelah mengetahui apa itu Bulb, saya pun tertarik untuk mencobanya. Yah, mungkin juga karena saat sabtu malam itu, saya tidak punya janji untuk kencan *nggak mau ngaku jomblo*, dan salah seorang teman saya juga begitu. Akhirnya, kami pun sepakat untuk ngebolang mencari cahaya yang tepat di Samarinda. Menyedihkan? Iya, memang.

Kami pun memutuskan untuk mencoba lokasi di sekitar mall lembuswana, karena sepertinya akan ramai di sekitar situ, apalagi malam itu adalah sabtu malam. Jadi itu adalah waktu yang tepat untuk hunting Light Trail. Lokasinya kami tetapkan di atas Jembatan Penyebrangan. :)

Bermodalkan tripod dan si Ganteng, tanpa remote shutter dan tanpa timer. Ini bener-bener situasi hunting yang amatir. Makanya beberapa gambar blur, soalnya tangan yang menahan shutter supaya tetep kebuka kadang suka goyang. Ini adalah beberapa hasil yang termasuk berhasil kami lakukan.

Test pertama, Arah Hotel Grand Victoria
Ini arah perempatan Lembuswana
Entah apa yang di tuliskan oleh orang ini --"
Light explode. My Favorite one.
Setelah puas berada di jembatan penyebrangan. Kami pindah lokasi ke Islamic Center. 

Tower Utama, Islamic Center
Ini bukan Bulb. Tapi ini gambar aslinya.
Ini Bulb gagal. Nge-blur, soalnya goyang. Tapi lumayan lah...
 Saya kurang ingat settingan yang saya gunakan saat itu. Mungkin untuk ISO saya gunakan 100, Diafragma (f) 19-22, dan untuk shutter speed, karena gak pake timer, semuanya berdasarkan feeling. Tapi, kalau gak salah ada yang paling lama sekitar 2 menit untuk shutter speednya. 

Intinya sih, cukup puas dengan hasil hunting malam itu. Yah, itung-itung belajar hal baru. :) walau masih kurang maksimal gak papa. Next time beli remote shutter deh biar gambarnya gak goyang-goyang lagi.

Oia, ini ada tambahan tips untuk memotret Bulb.
  • Biasanya Foto bulb dilakukan pada malam hari.
  • Gunakan speed rendah atau bulb, speed lebih dari 3 detik.
  • Karena menggunakan speed rendah, untuk mengimbangi gunakan bukaan atau nilai f besar, f11 sampai f30, gunanya agar gambar bisa terlihat detail keseluruhan tanpa deph of field dan agar cayaha tidak terlalu fler atau terlalu terang.
  • Karena menggunakan kecepatan rendah, agar tidak ada goncangan saat mengambil gambar agar terjadi flug atau gambar yang gerak, maka gunakanlah alat bantu berupa tripod. Kalau tidak ada tripod, alternatif lain adalah seting kamera dengan timer, dan letakan kamera di landasan yang datar dan jauh dari goncangan.
Selamat mencoba.. :)

Sumber :
http://fritzwaltern.blogspot.co.id/
http://belfot.com/mode-bulb/
http://photografkitiw.blogspot.com/2012/10/teknik-foto-bulb-dalam-fotografi.html
http://semok-007.blogspot.com/2013/03/mengenal-photo-bulb-pada-kamera-dslr.html

My First Post

Hello semua 

ini postingan pertama gue, sebelum post yang lain biar gua perenalkan diri gua dulu




         Perkenalkan nama gua Imam Zuliyanto gua anak terakhir dari empat bersaudara. Gua lahir di Jakarta 11 Juli 1998. Kata nyokap gua, gua itu anak yang paling tidak diinginkan, udah lahirnya tahun 98 (krisis bro) anak nyokap gua udah banyak, dan kebutuhan untuk hidup pada saat itu lagi susah susahnya.
         Itu pas gua lahir, pas gua umur 3 tahun atau berapa gitu kata nyokap gua, gua pernah dilelepin sama nyokap gua, bayangin bro dilelepin. ahahahaha wajar sih soalnya udah umur segitu gua belum bisa ngomong. Waktu itu gua ngomong "ma ninna uuu" dan gua nangis 1 hari full gak berenti, nyoap gua kesel jadi dya lelepin gua ke bak air.
         Dan abis dilelpin itulah nyokap gua baru tau ternyata "ma ninna uuu" itu ternya "mah beliin nasi uduk" gokil gak tuh nagis searian cuman minta nasi uduk, nyusahin banget kan gua, rasanya gua tuh ngeribetin banget. Saat denger itu gua ketawa tawa sekaligus sedih juga, bercampur aduk deh pokoknya.
         Oh iya hobby gua fotografi tapi gua gak jago foto, terus gua juga suka dengerin musik, tapi gua gak bisa main musik. Btw kalian bisa manggil gua imam kecuali yang wanita panggil gua izul aja jangan panggil imam soalnya gua belum siap jadi imam buat kalian.